Rabu, 27 Maret 2013

LAHAN KRITIS EKS TAMBAK SUDAH JADI HUTAN MANGROVE

Oleh: Freddy Ilhamsyah PA


Sekitar 100 hektar lahan kritis bekas tambak udang kini sudah berubah ujud menjadi hutan mangrove yang tumbuh subur di Desa Pangkalansiata, Kecamatan Pangkalansusu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

Sejak Juli 2007 beberapa lahan kritis bekas tambak udang milik warga setempat yang ditelantarkan pemiliknya dibeli oleh Kha Hua alias Anwar, warga Pangkalansusu pecinta lingkungan hidup yang peduli dan terpanggil untuk melestarikan hutan mangrove yang nyaris punah di Kecamatan Pangkalansusu.
Inilah profil lahan kritis eks tambak yang berubah jadi hutan mangrove/bakau
Bibit mangrove pilihan yang siap ditanam
Lahan kristis eks tambak udang sudah jadi hutan mangrove
Bibit unggul mangrove 
Bibit Mangrove yang akan ditanam di lahan kritis eks tambak udang
Bibit Mangrove
Memeriksa bibit mangrove yang akan ditanam
Secara bertahap Kha Hua membeli lahan-lahan terlantar eks tambak udang di Dusun Sei Serai Desa Pangkalansiata untuk kemudian ditanami bibit-bibit pohon mangrove yang dilakukannya sejak Juli 2007. Kini lahan kritis seluas 100 hektar itu sudah dipenuhi oleh lebih dari 1 juta pohon mangrove berketinggian antara 5 sampai 7 meter.
Lahan kritis eks tambak udang sejauh mata memandang yang sudah ditanami bibit mangrove
Bibit mangrove yang sudah ditanam
Penanaman bibit mangrove


Memantau pertumbuhan bibit mangrove yang telah ditanam
Kunjungan tamu untuk melihat kegiatan penanaman pohon mangrove yang dilakukan oleh Kha Hua 
Beberapa bulan kemudian bibit mangrove itu mulai tumbuh dan bertunas 
Bibit mangrove yang sedang dalam proses pertumbuhannya
Proses pertumbuhan bibit mangrove cukup menggembirakan.
Pertumbuhan bibit mangrove di lahan terlantar eks tambak udang
Beginilah kondisi lahan kritis eks tambak udang terlantar yang dibeli oleh Kha Hua

Proses pertumbuhan pohon mangrove itu terus dipantau oleh Kha Hua bersama timnya
Lahan kritis eks tambak udang yang terlantar sudah mulai menjadi hutan mangrove
Biota laut mulai menjadikan tempat ini sebagai tempat berkembang biak habitatnya
Anak paluh mulai berfungsi sebagai "rumah bersalin" biota laut.
Suasana sejuk dan nyaman mulai terasa ketika kita masuk ke kawasan hutan mangrove milik Kha Hua
Setelah melihat hasil cerihpayanya yang telah menghabiskan dana milyaran rupiah itu hanya untuk menghutankan kembali lahan kristis yang rusak akibat dampak menjamurnya tambak udang belasan tahun lalu telah membuahkan hasil, jadi timbul mimpi Kha Hua untuk menyulap hutan mangrove miliknya itu untuk dijadikan Kawasan Wisata Mangrove.

Tetapi mimpi tersebut hanya bisa terwujud bila didukung oleh dana yang tidak sedikit jumlahnya.

Kha Hua saat berada di bawah rimbunan pohon mangrove berketinggian 6 sampai 7 meter.
Beginilah sebagian pemandangan pohon mangrove milik Kha Hua
Bandingkan tinggi ukuran manusia normal dengan pohon mangrove milik Kha Hua.

Kha Hua bersama timnya saat menelusuri hutan mangrove miliknya
Merintis untuk membuat jalan lingkar dari papan
Beginilah kondisi jalan lingkar yang rencanakan oleh Kha Hua agar dia dapat menikmati segarnya udara di hutan mangrove miliknya.
Apabila jalan ini sudah siap seluruhnya, maka tidak ada lagi lumpur yang melekat di sepatu pengunjung.
Suasana teduh, sejuk dan udara segar dengan elusan angin semilir sangat terasa nyaman saat berada di kawasan clean and green area hutan mangrove telah menguatkan komitmen dan motivasi Kha Hua untuk terus berupaya meningkatkan kerjakeras terhadap upaya pengelolaan dan penglestarian lingkungan hidup untuk generasi mendatang.


Untuk membuat jalan melingkar di areal seluas sekitar 100 hektar itu sudah pasti memerlukan dana yang cukup besar.
Secara bertahap Kha Hua mulai membuat jalan masuk ke dalam kawasan hutan mangrove miliknya
Kha Hua berada di bawah pohon mangrove berketinggian 7 meter
Ketika orang sedang gencar-gencar melakukan alih fungsi hutan mangrove menjadi kebun justeru Kha Hua menyibukkan diri untuk menghutankan kembali lahan mangrove yang rusak.
Pohon mangrove tumbuh rapat di hutan mangrove milik pribadi Kha Hua

Kepadatan pohon mangrove akan dikurangi agar pertumbuhannya dapat lebih baik dan bagus
Kha Hua dapat dikatakan sebagai Pioneer  menghutankan kembali mangrove di Kecamatan Pangkalansusu
Kha Hua dan anggotanya memeriksa kontruksi jalan papan
Kha Hua dan Prayitno (teknisi mangrove) diabadikan kawasan hutan mangrove milik Kha Hua
Betapa sejuk dan segarnya berjalan diantara rerimbunan pohon mangrove yang direncanakan akan dijadi Kawasan Wisata Mangrove di Kecamatan Pangkalansusu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara
Apakah impian Kha Hua untuk mewujudkan Kawasan Wisata Mangrove di Kabupaten Langkat dapat terwujud ? Hanya Tuhan yang tahu.
Inilah wajah staf ahli Kha Hua yang menangani penanaman pohon mangrove seperti yang dapat Anda lihat di rangkaian foto di bawah ini
Biota laut sudah mulai bermain di anak-anak paluh yang berada di kawasan hutan mangrove milik Kha Hua
Bagaimana pendapat Anda setelah melihat tumbuh suburnya pohon mangrove yang sebelumnya (foto awal tulisan ini) berada dalam kondisi rusak parah?
Pertanyaan yang timbul adalah : Apakah sudah layak kawasan ini untuk dijadikan Kawasan Wisata Mangrove di Langkat ?
Untuk menjadi kawasan ini sebagai Kawasan Wisata Mangrove masih memerlukan dana yang cukup besar
Lihatlah betapa indahnya pemandangan di kawasan hutan mangrove milik Kha Hua
Keberhasilan Kha Hua untuk menghutankan kembali lahan kritis bekas tambak patut diacung jempol
Hutan mangove bukan hanya bermanfaat bagi biota laut, burung laut dan monyet, tapi manusia dan ekosistem dapat berkelanjutan menghirup udara seger yang ditimbulkan oleh hutan mangrove sebagai antisipasi pemanasan global
Semoga pihak pemerintah mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi dan pemerintah pusat dapat mendukung upaya kerja keras Kha Hua yang telah mampu mereklamasi lahan krisis bekas tambang masyarakat diubah ujudnya menjadi hutan mangrove seperti yang terlihat dan tersaji di beberapa foto di atas.

Seperti diketahui bahwa Kementerian Lingkungan Hidup senantiasa mengajak partisipasi dan kepedulian semua pihak berbuat nyata melestarikan lingkungan demi terwujudnya bumi yang bersih dan hijau. Disesuaikan dengan konteks Indonesia menjadi Ekonomi Hijau : Ubah Perilaku, Tingkatkan Kualitas Lingkungan.

Makna mendasar dari tema ini adalah urgensi seluruh umat manusia, baik secara individu, kelompok maupun negara, untuk mengubah pola konsumsi dan produksi atau gaya hidup menuju perubahan perilaku yang berkelanjutan.

Berbekal berbagai inisiatif kebijakan dan program yang mendukung penerapan Ekonomi Hijau, diharapkan Indonesia dapat tampil memimpin upaya global menuju pembangunan berkelanjutan sebagaimana yang dicita-citakan bersama.

Pada kesempatan ini penulis mengajak semua pihak untuk terus menjalin kerjasama berupaya menanamkan kesadaran lingkungan hidup kepada orang-orang di sekitar kita. Semoga Allah SWT berkenan memberikan restunya atas niat baik kita semua. Amin.